Desa Haur Gading Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai kearifan lokal berupa kerajinan anyaman purun. Agar desa memiliki penghasilan, sejak pertengahan tahun 2020, Desa Haur Gading membentuk usaha dengan nama Kelompok Usaha Maju Bersama. Karena kelompok usaha semakin berkembang, pada Oktober 2021, dibuat merek usaha yang namanya Purunque.
Noor Halimah dan Setya Waryuningsih dipercaya untuk mempromosikan aneka produk dari Desa Haur Gading.
“Biasanya produk yang dibuat oleh kaum ibu di desa kami hanya menganyam tikar dan bakul. Namun mengandalkan tikar dan bakul, untung yang didapat tidak seberapa. Kami berpikir aset berupa keterampilan menganyam yang masyarakat sini sudah punya harus dikembangkan agar bisa lebih meningkatkan perekonomian mereka. Makanya pengrajin anyaman purun untuk membuat produk produk kerajinan anyaman purun yang mempunyai nilai jual lebih tinggi. Seperti tas belanja, tas fashion, hampers, cover pot dan lain-lain,” ujar Halimah.
Aneka produk Purunque antara lain tas belanja, tas fashion, cover pot, hampers, dompet dan lain lain. Harganya mulai dari 5k-200k.
“Produk kami semuanya adalah handmade. Dibuat sepenuh hati dari tangan para perempuan di Desa Haur Gading. Merupakan hasil kearifan lokal masyarakat sini yang merupakan masyarakat gambut. Material produk adalah tanaman purun. Sehingga produk kami ramah lingkungan. Kenapa ramah lingkungan? Karena dari proses produksi, distribusi hingga penguraiannya tidak membutuhkan energi yang besar karena semua prosesnya manual dan alami. Selain itu tanaman purun berkontribusi dalam menjaga lahan gambut tetap lestari. Intinya produk kami memiliki dampak yang baik bagi lingkungan dan sosial,” cerita Halimah.

Saat usaha ini dimulai, modal diberikan pemerintah Desa berupa pelatihan, alat, barang dan bahan baku. Promosi yang dilakukan Purunque, dengan mengikuti saran dari Kemenparekraf agar melakukan digitalisasi usaha.
“Oleh karena itu setelah kami buat brand Purunque, promosi online mulai kami gencarkan. Lewat instagram, Facebook, Twitter, WhatsApp, dan Tiktok. Dan mendaftarkan produk kami di marketplace seperti Shopee, Bukalapak dan Tiktok shop. Kami juga melakukan branding dengan ikut event-event yang diadakan pemerintah biar usaha kami dikenal,” terang Halimah yang menjelaskan lokasi usaha Purunque di Desa Haur Gading RT 002 RW 001 Kecamatan Haur Gading Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan.
Kendala usaha yang dialami adalah belum mampu produksi produk dalam jumlah besar. “Kami juga masih kekurangan modal untuk membeli alat mesin jahit dan bahan baku yang baik,” ucap Halimah.
Sedangkan tantangan terbesar dalam usaha ini adalah banyak kompetitor.
“Maksudnya kami jual tas fashion yang terbuat dari tanaman purun. Kompetitor lain juga menjual tas fashion dengan material yang bagus dan modern. Ini jadi tantangan bagi kami, bagaimana produk kearifan lokal bisa bersaing dengan produk tas fashion di luar sana. Jadi tantangannya bagaimana orang menjadi tertarik dengan produk kami. Karena produk kami kesannya masih tradisional,” ungkapnya.
Karena menjual produk Purunque di marketplace sehingga tidak hanya laku di Kalimantan saja tapi juga di Brebes, Jakarta, dan Sidoarjo. Karena usaha dibentuk pada masa pandemi, dan pada masa itu memang penuh perjuangan untuk promosi produk lewat online.
“Namun saya bersyukur penjualan kami terus meningkat,” tukasnya.
Saat ini dalam sebulan, omset sebesar Rp 2,5 juta dengan untung bersih Rp 1 juta. Dalam pandangan Halimah, modal utama yang harus dimiliki dalam membangun usaha adalah tekad dan nekat.
“Dua tahun usaha ini berjalan. Yang awalnya hanya kelompok usaha bentukan desa. Namun mencoba untuk mengembangkan usaha ini agar bisa keluar daerah, bahkan luar pulau. Butuh tekad yang kuat agar produk kami dikenal. Berbagai cara kami lakukan untuk mempromosikan produk kami. Usaha kami jauh dari akses fasilitas pengembangan usaha. Kami juga tidak terlalu banyak punya link bisnis. Jadinya memang benar-benar mulai dari nol. Dan nekad itu juga jadi modal kami dengan mengikuti event dan lomba yang sekiranya dapat mengembangkan usaha kami. Jadi tekad dan nekad itu modal kami selama berproses mengembangkan usaha ini,” katanya.
Harapan Halimah semoga usaha ini berkembang dan penjualannya terus naik.
“Sehingga usaha kami bisa memberikan dampak positif yang lebih besar pada masyarakat dan lingkungan di Desa Haur Gading khususnya dan masyarakat pada umumnya,” pungkasnya.[]