Tahun 2015, Erina Cahya Anggraini memulai usaha kerajinan tangan dengan brand Erlene Handycraft. Satu tahun kemudian mendapat ijin usaha IUMK dan NIB. Erina berkisah, alasan memulai usaha ini karena hobi dan ketertarikan dengan hasil karya handmade. “Mungkin disebut passion dibidang ini, melakukan pekerjaan yang disukai bonusnya dapat cuan dari penjualan produk handmade,” ungkapnya.

Produk awal Erlene Handycraft adalah aksesoris. “Aksesoris yang kami buat dari batu, kawat tembaga, kain-kain wastra seperti batik dan lurik. Lalu kami mendapat penghargaan krenova karena mengkreasikan limbah rotan menjadi aksesoris yang memiliki nilai jual tinggi,” tukasnya.

Di tahun 2018 mengikuti tren pasar dengan membuat tas. Hingga di tahun 2019 mengkreasikan tas dari bahan goni. Ada alasan khusus sehingga Erina membuat tas dari bahan goni. “Produk tas goni ini berawal dari keluhan teman yang kesulitan dalam perawatan tas dari bahan kulit sintetis, dimana mereka memiliki masalah kerusakan permukaan kulit sintetis mengelupas/rontok  padahal tas hanya disimpan di lemari dan jarang dipakai. Dari keluhan itu, saya memiliki ide untuk mengembangkan produk tas yang lebih mudah dalam perawatannya dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama,” kisahnya. 

Material tas goni terbuat dari goni sintetis, serat polly. Yang memiliki warna natural coklat seperti warna kayu. Goni ini teksturnya halus membuatnya nyaman dikenakan.  Sementara bagian dalam tas terbuat dari bahan tahan air yang membuat pemakainya tidak perlu khawatir dengan barang bawaannya basah terkena air hujan. 

Saat ini produk Erlene Handycraft terdiri dari tas yakni tas tangan, tas slempang, waistbag, totebag, tas belanja, tas punggung atau ransel, dan aneka jenis tas lainnya. Lalu tersedia juga sepatu dan selop. “Kami juga menyediakan souvenir untuk Meeting Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE), misalnya totebag, tas parcel, konektor masker, masker, tempat handsanitize, ransel, dompet, dan pouch.

Untuk produk tas dan sepatu, Erlene Handycraft tersedia 2 jenis produk, ready stock dan custom order sesuai permintaan pelanggan.Harganya berkisar antara Rp 10.000 hingga R 350.000 tergantung tingkat kesulitan, lama pembuatan, berapa banyak kebutuhan bahan, dan jumlah pesanan. Saat memulai usaha, modal awal sebesar Rp 500 ribu. “Karena sistem kami pre-order sehingga modal  itu kami buat sample,” ujarnya. Hanya dalam rentang waktu 1 bulan sudah balik modal. 

Promosi yang dilakukan Erina dengan penjualan di sosial media seperti Instagram, Facebook, dan juga WhatsApp. “Kami juga rutin memberikan promo-promo khusus,” katanya. Tak hanya melalui media sosial, Erina juga membangun kerjasama dengan para reseller. Ada dengan system konsinyasi dan ada juga yang beli putus. 

Saat ini semua proses proses produk dan display produk dari Erlene Handycraft, bisa sambangi lokasi usaha di  Jl. Gajahmada, Gebyok Rt3/5 Ngemplak, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. Diakui Erina, kendala usaha yakni kurangnya tenaga ahli dalam membantu mempromosikan produk-produk ke marketplace dan optimalisasi sosial media. Karena itu, Erina berharap ke depan dipermudah dalam permodalan untuk meningkatkan kapasitas produksi serta memperluas jaringan pasar.

Erina bersyukur dalam 2 tahun pandemi ini, omset Erlene Handycraft stabil. Namun, diakui Erina harus jeli melihat peluang pasar dan perubahan perilaku pelanggan. Dalam sebulan Erlene Handycraft bisa meraup omset antara Rp 4 juta – Rp 6 juta, dengan keuntungan bersih 20-30%.Ke depannya, Erina berharap Erlene Handycraft bisa menjadi penyedia tas terbaik di Indonesia pilihan pelanggan. “Doakan kami,” tutupnya.