Angka Prevalensi Stunting  pada balita di Indonesia menunjukan tren penurunan dari tahun 2013 sebesar 37,2 persen menjadi 24,4 persen pada tahun 2021. Walaupun mengalami penurunan, pemerintah tetap memberikan perhatian serius untuk lebih menekan angka stunting tersebut. 

Pemerintah terus melakukan intervensi pada penanganan angka stunting dengan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) mulai dari tingkat provinsi hingga ke tingkat desa. Menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa Presiden telah menargetkan angka maksimum stunting di Indonesia pada tahun 2024 sebesar 14 persen. 

“Stunting ini merupakan program super prioritas presiden karena beliau menargetkan angka stunting di tahun 2024 maksimum di angka 14 persen,” jelasnya saat memberikan arahan pada Kegiatan Dialog Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Hotel Santika, Medan. 

Untuk mencapai angka tersebut di tahun 2024, menurut Menko Muhadjir para TPPS dan TPK diharapkan berfokus pada seribu hari awal kehidupan manusia. Karena pada masa tersebut merupakan usia emas manusia yang dapat menghasilkan manusia Indonesia berkualitas dan berdaya saing. Ia juga mengajak seluruh peserta dialog yang hadir untuk berperan aktif dalam menurunkan angka stunting sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh presiden. 

“Seribu hari awal kehidupan sebagai usia emas manusia Indonesia. Oleh karena itu, marilah kita sungguh-sungguh mengentaskan stunting demi Indonesia jaya dan demi manusia Indonesia yang unggul di tahun 2045,” ucap Menko Muhadjir.[]