Shelly mengaku senang memasak untuk keluarga. Namun, ia juga memiliki keinginan untuk memiliki usaha sendiri. Karena itu, sejak tahun 2016, ia mulai merintis usaha dengan nama Salaku.
“Saya pilih usaha ini, karena ingin mengangkat buah salak sebagai buah tropis khas Indonesia yang merupakan jenis tanaman palma sebagai produk olahan kemasan baru yang inovatif dan enak,” terang wanita yang lahir di Bekasi, 12 Juni 1975.
Untuk meningkakan kemampuan dalam mengolah salak menjadi aneka panganan, Shelly pun mengikuti pelatihan tentang pengolahan pangan, keamanan, ketahanan pangan dan kemasan yang baik serta tentang kewirausahaan.Salaku memiliki ragam produk, mulai dari brownies salak, kukis sagu salak, pie salak, choco bar salak, kerupuk salak, sambal ebi salak, sari buah salak, kopi salak, hingga teh salak. Harga dimulai dari 15k
Saat memulai usaha, modal awal sebesar Rp 50 juta dan hanya dalam waktu 3 bulan sudah bisa balik modal. Selain memperkenalkan produk melalui media sosial, salah satunya Instagram @salakuolahansalak. Salaku juga rutin ikut kompetisi. Tak hanya itu, Salaku juga sering memberikan promosi bebas ongkos kirim dengan pembelian tertentu.
Shelly mengaku kendala dalam membangun usaha ini cukup banyak. Mulai dari salak yang cepat busuk, rasa dan aroma salak yang kurang kuat, serta akses pasar yang belum luas dan modal usaha yang masih terbatas.
Hingga kini produknya tidak hanya laku di Jabodetabek tapi sudah ke berbagai kota di Indonesia. Salaku juga dijual di Mbloc Market Jakarta, Jambi dan Padang, serta Top Buah Segar Cibubur dan Arundina Cibubur, serta Meatshop Yogya.
Diakui Shelly, usahanya pun terdampak pandemi. Omset turun hingga 60%. Kini dalam sebulan, omset masih variatif antara Rp 10 – Rp 15 juta dengan untung bersih 40%. Dalam membangun usaha, modal utama yang harus dimiliki adalah semangat, pikiran positif, terus belajar, fokus dan komitmen untuk terus bergerak serta bertumbuh.
Shelly berharap Salaku menjadi brand lokal pertama di Indonesia yang berbasis zero waste dengan varian terlengkap dan paling laris produknya.[]
“Bisa go ekspor dan menjadi produk brand lokal kebanggaan Indonesia,” pungkasnya.