Keinginan untuk melestarikan kuliner Aceh mendorong Rahmi s.st memulai usaha pada tahun 2019. “Saya belajar khusus dari ibu yang memang pintar mengolah aneka kuliner Aceh,” ungkap wanita yang lahir pada 29 September 1992.

Hadir dengan nama usaha Dapoer Mama Lejen. Ragam kue yang dihadirkan antara lain timpan, boh rom2, bingkang, keukarah, bohusen, nyap (kembang goyang) hingga bhoi. 

“Keistimewaan produk kami itu, dari rasanya yang manis karena produk Aceh itu terkenal dengan rasa manisnya,” terang Rahmi. Modal awal saat memulai usaha ini, hanya Rp 100 ribu. “Kami kelola sampai sekarang sudah mencapai Rp 2 jutaan,” ucapnya. Untuk perkenalkan usahanya, Rahmi menggunakan Instagram dan WhatsApp. 

“Kadang-kadang endorse selegram lokal untuk promosikan produk kami,” tukas Rahmi yang lokasi usaha di Desa Kayee Panyang Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara.

Rahmi bersyukur, kuliner buatan Dapoer Mama Lejen tidak hanya laku di Aceh saja tapi sudah sampai Jabodetabek, Batam hingga Malaysia. Saat ini omset mencapai Rp 15 juta per bulan, dengan keuntungan bersih sebesar Rp 5 juta. Dalam membangun usaha, dikatakan Rahmi, modal utama yang harus dimiliki adalah mental. 

“Ketika dikritik, terus perbaiki, jangan kecil hati. Dan yang tak kalah penting adalah modal yang cukup,” imbuhnya.

Lalu apa tips sukses ala Rahmi? Menetapkan tujuan, fokus pada tujuan, pantang menyerah, berani keluar dari zona nyaman, bikin target pencapaian, pikirkan resiko dan kemungkinan gagal, lalu memiliki pengetahuan bisnis serta memiliki kemampuan untuk mengatur keuangan. Harapan Rahmi semoga bisa membuka cabang di setiap daerah di Indonesia hingga menembus pasar luar negeri.