Awalnya Ema Sugianti membuat nugget untuk konsumsi si buah hati. Namun, ternyata nugget buatannya juga disukai teman, kenalan hingga kerabat, akhirnya Ema memutuskan memulai usaha ini pada tahun 2018.

Wanita asal Tasikmalaya mengaku beberapa kali uji resep sampai akhirnya cocok dengan selera anak dan keluarga. 

“Akhirnya mulai percaya diri untuk jualan,” terang wanita yang lahir pada 18 November 1985. Usaha ini dipilih Ema, karena memang hobi memasak dan juga ingin mencoba usaha yang beda dari yang lain. Menggunakan merek dagang Ceuems. 

“Artinya Ceu Ema, itu panggilan dari teman-teman semasa kerja. Saya rasa unik, jadi digunakan sebagai brand usaha,” ucapnya tersenyum.

Ceuems memproduksi aneka frozen food, mulai dari  nugget ayam organik omega 3. Ada 4 varian yakni original, wortel, keju dan brokoli keju. Harga mulai dari 56k-65k per box. Ukuran per box 500 gram. Lalu ada juga sosis solo ayam harganya 40k/pack isi 10 pieces. Ada juga  banana nugget  dengan varian original dan cheesemelt. Harganya 20k-32k/pack.

“Produk utama adalah nugget ayam organik omega 3. Keunggulan karena menggunakan bahan-bahan yang premium dan berkualitas baik. Bahan utama dari nugget ayam ini adalah dada ayam organik low cholesterol, probiotiķ dan prebiotik. Selain itu menggunakan telur omega 3, tepung gluten free, dan sayuran organic,” jelasnya.

Saat memulai usaha, modal awal sebesar Rp 10 juta dan bisa balik modal setelah usaha berjalan satu tahun. Promosi usaha yang dilakukan Ema dengan memberikan tester kepada kerabat dan teman dekat. Akhirnya mulai berdatangan pesanan yang datang. 

“Jadi mulai dari mulut ke mulut kemudian unggah ke Instagram, hingga buat status WhatsApp,” tukas Ema yang lokasi usaha di Beji Timur Depok.

Ema juga menjual produk melalui Tokopedia dan Shopee @Ceuems. Kendala utama yang dialami Ema dalam membangun usaha ini adalah pemasaran dan promosi yang belum maksimal. Sedangkan terkait tantangan dalam usaha ini, disadari Ema karena memproduksi dan menjual produk frozen food, ingin usahanya bisa lebih besar dan maju. 

“Minimal punya gerai khusus dan bisa memasukan produk saya ke pasar yang lebih besar lagi,” tukasnya.

Saat ini diakui Ema, produknya tidak hanya laku di Jabodetabek saja tapi sudah dikirim ke Tasikmalaya, Banten, hingga Makassar. 

“Alhamdulillah pengiriman keluar daerah ini terbantu oleh jasa kirim Paxel yang menyediakan pengiriman frozen food,” ucapnya.

 Diceritakan Ema, selama pandemi, permintaan menurun hingga 50%. Meski begitu, Ema tetap bersyukur karena produknya masih dibeli orang. Kini dalam sebulan, omset sebesar Rp 3 juta dengan keuntungan bersih Rp 600 ribu. Dalam membangun usaha, modal utama yang harus dimiliki adalah kreatif, yakin dan sabar. 

“Kreatif itu kita harus terus belajar mengikuti perkembangan saat ini. 

Berkreasi mencari ide-ide menarik dan beda. Yakin itu bahwa usaha yang kita lakukan akan berkembang. Sedangkan sabar terhadap masalah-masalah yang terjadi,” jelasnya. 

Lalu apa tips sukses ala Ema? Kreasi, inovasi dan melek teknologi. Ema pun berharap agar bisa memproduksi secara massal (skala besar) dan menciptakan lapangan pekerjaan. 

“Selain itu selaku pelaku UMKM berharap dipermudah dalam segala pengurusan perizinan apapun,” pungkasnya.[]