Sejak tahun 2005, pasutri Ni Luh Astriani dan Reddy Harnaedy telah tertarik untuk terjun ke dunia usaha. Awalnya karena membaca buku Cashflow Quadrant karya Robert Kiyosaki. “Dari situ kami tertarik dan agak nekat keluar dari budaya keluarga yang mayoritas kerja kantoran,” kisah wanita yang akrab disapa Anik ini.
Selanjutnya mulai belajar dengan mengikuti seminar, workshop, hingga ikut komunitas usaha. Di saat bersamaan mulai usaha berjualan pulsa, karpet, gorengan, dan burger. Sampai suatu saat, kami memiliki ide membuat mie ayam yang dibekukan.
Usaha ini pun dimulai di tahun di 2014. Waktu itu diberi nama Miefrozen.

“Waktu itu frozen food belum sebooming beberapa tahun terakhir ini, peluncuran pertamanya pastinya jauh dari sempurna, namun sudah layak jual dan konsumsi. Karena kami berkeyakinan sempurna akan diperoleh dengan proses. Sampai sekarang pun kami masih berproses,” jelas Anik.
Kemudian seiring perjalanan, usaha ini pun bertumbuh dan berkembang. Dan saat ini, tidak hanya mengembangkan produk frozen food saja tapi juga produk makanan siap santap, minuman yaitu kupi kupi coffee dan mie pedas untuk segmen remaja yaitu Mie Adus Lombok.
“Di sini kami mengubah nama usaha menjadi Ladang Cinta Kitchen, usaha makanan dipilih karena saya dan suami suka masak, makan dan berbagi. Senang rasanya jika orang lain bisa merasakan perasaan senang yang muncul ketika menikmati makanan yang enak dan nyaman,” ungkap Anik.
Saat ini produk Ladang Cinta Kitchen antara lain frozen food, untuk miefrozen ada pilihannya antara lain original, wortel, sawi, beet, dan charchoal. Kisaran harga frozen food mulai dari 12,5k. Sedangkan menu siap santap antara lain siomay ayam, pangsit kuah, soup wonton hingga black ramen.

“Sebagai 0seorang ibu, saya pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak dan keluarga. Salah satunya lewat makanan. Untuk itulah kami membuat produk ini tanpa bahan pengawet, warnanya alami dari jus sayuran, tanpa tambahan penyedap rasa dan harganya terjangkau. Itulah keunggulan produk kami,” jelas Anik.
“Selain itu, pilihan bahan baku yang baik dan halal. Karena saya percaya masakan yang dibuat dengan bahan yang baik, niat yang baik, cara yang baik, mood yang baik akan menghasilkan makanan yang baik untuk fisik dan mental,” sambungnya.
Saat memulai usaha, modal yang dimiliki Anik hanya mesin giling mie manual, beberapa alat dapur, dan tentu saja kemauan. Saat ini rumah produksi Ladang Cinta Kitchen berlokasi di Surabaya. Sedangkan distributor utama ada di Jakarta Selatan.
Tantangan yang dihadapi Anik agar usaha tumbuh dan berkembang adalah SDM, kesesuaian alat, marketing, manajemen waktu, SOP, modal, hingga legalitas. Anik mengakui usahanya pun terdampak pandemi.
“Penjualan menurun drastis. Bersyukurnya dan berkah sekali kami bisa bertahan sampai detik ini,” ucapnya.
Saat ini dalam sebulan, omset antara Rp 7 juta- Rp 8 juta. Harapan Anik agar usahanya makin besar, makin berkembang, makin manfaat, makin banyak menebar kebaikan, dan makin berkah untuk semua orang.[]