Lilik Wahyuningsih memulai usaha kuliner dengan merek dagang Delilah’s Kitchen pada tahun 2015.
“Semuanya saya pelajari secara otodidak tanpa kursus. Biasanya saya cari resep dasar dari Google, lalu modifikasi sendiri,” kata wanita yang lahir di Cirebon, 18 juni 1986.
Delilah’s Kitchen memiliki 2 produk andalan yakni pie brownies dan kacang menteri. Harganya dari 15k-20k.
“Produk yang saya buat ini, unik dan memiliki kualitas unggul dibanding kompetitor,” jelas Lilik tersenyum.
Saat memulai usaha, modal awal sebesar Rp 25 juta dan membutuhkan waktu 1 tahun hingga bisa balik modal. Saat ini Lilik menggunakan media sosial sebagai wadah promosi untuk usahanya. Meski usahanya berlokasi di Cirebon, namun produk buatan Delilah’s Kitchen tidak hanya laku di Cirebon saja tapi sudah menjangkau ke berbagai kota di Indonesia. Sebut saja Medan, Bengkulu, Palangkaraya hingga Batam. Usaha yang telah berjalan 7 tahun ini diakui Lilik berkembang dengan pesat.
Hanya saja, di masa pandemi mengalami penurunan permintaan. “Penurunan hingga 80%, terutama pesanan partai-partai besar,” terangnya.
Saat ini permintaan pasar mulai bergeliat. Omset per bulan antara Rp 30 juta – Rp 40 juta dengan keuntungan bersih antara Rp 10 – Rp 15 juta.
“Permintaan biasa meningkat pesat saat bulan puasa dan Lebaran,” ujarnya. Sebagai orang yang telah terjun di dunia usaha, menurut Lilik modal utama yang harus dimiliki adalah mental yang kuat. Lalu apa tips suksesnya?
“Jangan pernah menyerah, kreatif dan terus berkarya,” tukasnya.
Harapan Lilik ke depan agar perekonomian kembali normal sehingga daya beli kembali meningkat.