Henny Chairany S memulai usaha kuliner pada tahun 2015. Wanita yang lahir di Jakarta 2 Juli 1980 mengaku mengikuti kursus di PPKD Jakarta Pusat. 

“Jadi ini pelatihan tata boga. Setelah selesai kursus saya memberanikan diri membuka pesanan kue seperti brownies kukus, kue ulang tahun dan kue kering,” ucapnya bersemangat. Tahun 2017 dam 2020, Henny kembali ikut pelatihan di tempat yang sama untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. 

Henny Chairany S mengaku mengikuti kursus untuk mengembangkan kemampuan dirinya (UNIhens)

“Saya ikut kembali karena untuk cookies itu selalu berubah-ubah sehingga saya harus selalu update dengan menu-menu yang terbaru,” jelasnya.

Henny mengaku memilih usaha ini, karena ia sangat menikmati berada di dapur. “Saya menemukan bahwa baking adalah jati diri saya,” apalagi usaha makanan dan minuman tidak akan pernah surut oleh waktu, yang ada malah semakin meroket dan menjamur dengan tren serta inovasi menu yang unik,” lanjutnya

Hadir dengan brand usaha UNIhens, produknya antara lain aneka kue kering 60k-90k, pudding brownies 110k, brownies panggang 28k-100k, brownies kukus 30k-60k, pempek mozzarella 15k-50k, tahu ikan 18k dan kunyit asam 8k.

Meski memiliki banyak produk, salah satu yang menjadi andalan di UNIhens yakni pempek mozzarella. 

“Saat saya buat di tahun 2019, belum ada yang membuatnya di wilayah tempat saya tinggal. Alhamdulilah responnya sangat baik, dengan rasa yang unik ketika di makan. 

Ada rasa dari ikan tenggirinya, rasa asin dari keju mozzarella. Rasa kuah cukonya juga berwarna pekat sekali. Saya mengunakan gula aren asli dari Lubuk Linggau,” cetus Henny yang lokasi usaha di Bilabong Permai, Bojong Gede, Bogor.

Saat memulai usaha, modal awal sebesar Rp 3 juta dan bisa balik modal setelah 1 tahun. Banyak cara yang dilakukan Henny untuk mempromosikan usahanya. Dimulai dari menggunakan media sosial, rutin ikut komunitas dan juga bazaar.

Kendala yang dialami Henny dalam membangun  usaha yakni membutuhkan mesin untuk mengaduk olahan pempek dan mesin olahan untuk roti dengan kapasitas besar. Terkait tantangan usaha berkaitan dengan harga bahan baku yang terus naik. Henny bersyukur, produk buatannya tidak hanya laku di Jabodetabek saja tapi sudah sampai ke Bandung, Lampung, hingga Jambi. Meski usahanya terdampak pandemi, namun Henny bersyukur sekarang usahanya mulai bergeliat lagi.

Kini dalam sebulan, omsetnya sebesar Rp 5 juta dengan keuntungan bersih Rp 2 juta. Dalam membangun usaha, modal utama yang harus dimiliki adalah modal usaha. Lalu apa tips sukses ala Henny? Selalu berpikir positif, pertahankan kualitas produk, lakukan inovasi dan selalu mengunakan bahan baku yang terbaik. Harapan Henny ke depan, penjualan bisa meningkat pesat dan bisa memiliki gerai khusus untuk usahanya tersebut.[]