Eka Yunalia telah memulai usaha pempek sejak tahun 2011. Wanita yang lahir pada 1 Juni 1974 mengaku menekuni usaha ini, karena sebagai orang Palembang yang menjadikan pempek sebagai makanan khas dan favorit masyarakat Palembang.
Hadir dengan brand usaha Pempek Umi Abi. Produknya antara lain pempek lenjer, pempek adaan, pempek telur kecil, pempek kulit, pempek udang, pempek kapal selam, otak otak, hingga tekwan. Harga satuan 3k. Namun, juga dijual per bungkus, isi 10 30k, dan isi 25 75k. “Khusus pempek dengan kemasan premium harganya 40k untuk isi 10 pempek aneka varian,” jelasnya.
“Keistimewaan Pempek Umi Abi karena menggunakan ikan gabus segar. Juga memiliki izin edar yang sudah hampir lengkap seperti Halal MUI, BPOM, dan SKP,” tukas Eka yang lokasi usaha di Palembang, Sumatera Selatan.
Saat memulai, modal awal hanya Rp 500 ribu. Dalam waktu 3 bulan sudah bisa balik modal. Eka mempromosikan usahanya melalui media sosial, marketplace, dan membangun jejaring reseller.
Kendala yang dialami Eka dalam membangun usaha adalah pemasaran dan membangunan relasi yang membutuhkan proses dan waktu. Terkait tantangan dalam usaha ini adalah kompetitor yang menjamur di Kota Palembang.
Eka mengaku produk pempek buatannya tidak hanya laku di Palembang saja tapi sudah dikirim ke berbagai kota di Indonesia. Sebut saja Bali, Kalimantan, Surabaya, dan Malang. Meski pandemic, Pempek Umi Abi tetap laku. “Kami beralih ke penjualan online, lalu lakukan inovasi kemasan sehingga berdampak pada daya tahan pempek yang kami jual,” jelasnya.
Saat dalam sebulan omset antara Rp 20 – Rp 30 juta dengan keuntungan bersih 50%. Dalam membangun usaha, menurut Eka, modal utama yang harus dimiliki adalah tekat yang kuat, berdoa, nikmati setiap proses dan mau mengembangkan diri untuk menjadi lebih baik ke depannya.
Lalu apa tips sukses ala Eka? Mau belajar, manajemen waktu yang baik, dan konsisten. Harapan Eka ke depan semoga Pempek Umi Abi semakin terkenal dan menjadi kuliner Palembang yang disukai oleh masyarakat luas.
