Nita Anggraini, M.A berkisah, pada tahun 2015, saat mengikuti kursus singkat di Jerman, ia sempat bekerja paruh waktu di salah satu di toko roti. “Saat itu saya sebagai baker helper. Nah, ketika selesai wisuda kemudian mulai berani menerima pesanan kue,” kata wanita yang lahir pada 8 Agustus 1987.

Selain pengalaman paruh waktu tersebut, Nita mengaku sejak kecil telah hobi memasak. “Saya suka menikmati hasil kue warna-warni,” terangnya. Pie Imoette mempunyai produk antara lain pie brownies strawberry, pie brownies pandan dan pie brownies cokelat. 

Harga mulai 1,5k-4k per pieces. “Keunggulannya terbuat dari bahan organik, khususnya strawberry dan pandan yang kita tanam di kebun sendiri dan tanpa pengawet jadi aman buat bumil dan balita,” ungkapnya.

Saat memulai usaha, modal usaha sebesar Rp 5 juta yang digunakan untuk beli alat dan bahan baku. “Balik modal sekitar satu tahun karena orang belum kenal pie brownies pada saat itu, jadi agak lambat perputaran omset,” tukasnya.

Nita menggunakan Instagram dan WhatsApp sebagai media promosi. “Saya juga rajin promo ke teman kantor,” kata Nita yang lokasi usaha di Ciputat, Tangerang Selatan. Saat ini kendala yang dialami Nita adalah kesulitan dalam pengiriman jarak jauh. 

“Kadang suka remuk sedikit padahal sudah di-bubble wrap dan pakai box,” kisahnya. Sementara tantangan terbesar dalam membangun usaha ini adalah memperkenalkan produk ke publik, terutama karena pie brownies strawberry dan pie brownies pandan masih belum dikenal. 

“Kalau pie brownies cokelat sudah mulai dikenal tapi tantangan di pengiriman, karena masih mencari ekspedisi yang aman dan cepat,” jelasnya. Saat ini produk buatan Nita tidak hanya laku di Jabodetabek saja tapi sudah dikirim ke berbagai kota di Indonesia hingga pasar luar negeri. 

“Sudah pernah dikirim  ke Malaysia dan Singapura,” ungkapnya. Meski pie buatan Nita tetap laku, namun diakuinya di masa pandemi turun hingga 60%. Saat ini omset per bulan Rp  30 juta dengan untung bersih sekitar Rp 5 juta. Menurut Nita, modal utama dalam membangun usaha ini adalah mental yang pantang menyerah. 

“Karena jatuh bangun dalam berbisnis itu hal biasa. Saya pun pernah mengalami ditipu supplier, dibohongin reseller, hingga ditinggal karyawan. 

Semua pernah saya alami,” paparnya. Lalu apa tips sukses ala Nita? Fokus pada impian untuk sukses dan jangan lupakan bahwa dalam setiap usaha, ada keberkahan doa orangtua serta ridha Allah SWT. Harapan Nita ke depan semoga usaha ini semakin besar. 

“Saya berharap bisa mengumrohkan reseller juga karyawan melalui usaha ini. Semoga dari bisnis saya ini banyak Ibu yang bisa tetap menyekolahkan anaknya hingga sarjana,” pungkasnya.[]