Sejak tahun 2011, Dina Fitriana memulai usaha cake dan cookies dengan nama D’LAQUW. Diceritakan Dina, karena sang ibu yang pernah berjualan kue sehingga ia sering membantu jadi sarana Dina belajar membuat kue. Usaha ini dilakukan Dina sambil bekerja di dunia perbankan. Namun, tahun 2019, ia memutuskan berhenti dan fokus dengan usaha yang ditekuninya.
Bagi wanita yang lahir pada 29 Juni 1980, usaha ini dipilih karena kuliner merupakan kebutuhan pokok masyarakat dari tingkat mana pun dan semua orang pasti membutuhkan. D’LAQUW telah mengeluarkan 100 jenis produk baik cake, cookies hingga snack box.
Untuk cake harga mulai dari 30k, cookies 60k, dan snack box 3k/pieces. “Cake andalan kami adalah Cake Umad (ubi madu) karena berbahan dasar ubi madu,” jelasnya. Keistimewaan produk D’LAQUW, karena sebagian besar cake yang dibuat rendah kalori karena mengusung bahan baku ubi madu dan menggunakan gula palm.
Saat memulai usaha, modal awal sebesar Rp 30 juta dan membutuhkan waktu 5 tahun hingga balik modal. Dalam pandangan Dina, promosi yang efektif melalui sosial media dan referensi dari para customer. Dalam menjalankan usahanya Dina mengaku bukan tanpa kendala. Kendala yang dialami Dina dalam membangun usaha ini terkait permodalan dan SDM. Sedangkan tantangan terbesar dalam usaha ini adalah bagaimana caranya agar D’LAQUW bisa terus berinovasi sehingga produk-produk semakin dikenal dan makin banyak customer yang membutuhkan.
Karena saat ini makin marak kompetitor yang mematok harga jual yang rendah sekali. Dina bersyukur, produk tidak hanya laku di Jabodetabek saja tapi sudah sampai ke Australia dan Jepang. Saat awal pandemi, usahanya pun terdampak. Namun, kini telah berangsur normal.
Kini dalam sebulan omset sebesar Rp 15 juta dengan keuntungan bersih kurang lebih sebesar Rp 5 juta.
Dalam membangun usaha, modal utama adalah tekun, pantang menyerah dan selalu berikhtiar. Dalam membangun usaha selama 12 tahun ini, banyak hal yang telah Dina lewati. “Pernah mengalami kegagalan, mendapat penghinaan, bahkan ditipu teman sendiri, sehingga sempat bankrut dan bingung mau memulai usaha dari mana lagi,” jelasnya.
Lalu apa tips sukses ala Dina? “Ketika kita berada di atas, jangan pernah lupa bahwa kita pernah berada di bawah. Selalu mengingat Allah dalam kondisi apapun serta jangan lupa bersedekah bahkan ketika kita dalam kondisi kekurangan,” ungkapnya.
“Selalu saya tanamkan bahwa dalam usaha ini agar selalu upgrade kualitas produk, selalu berinovasi dan berkreasi, menjalin hubungan baik dengan customer, serta berpikir positif dan tekun,” sambungnya.
Harapan Dina ke depan agar bisnis ini berkembang lebih baik lagi agar bisa diturunkan ke anak cucu, bisa menjaring investor, dan segera membuka outlet sendiri.***