Sejarah mencatat, rempah bukan sekadar komoditi, namun membawa nilai dan gaya hidup untuk peradaban global. Begitu pentingnya rempah-rempah dalam kehidupan manusia sehingga ia menjadi penghela perkembangan ekonomi, sosial budaya, dan politik dalam skala lokal dan global.

Para pedagang mempertaruhkan nyawa dan kekayaannya untuk memasarkannya; juru masak meramunya untuk melezatkan hidangan; para tabib ahli kesehatan meraciknya untuk pengobatan; para raja mengirim ekspedisi mengarungi samudra untuk mendapatkannya; diplomasi demi diplomasi dirajut; hubungan antarmanusia menjadi global dan sejarah peradaban manusia dibangun.

Nusantara adalah negeri yang diberkati. Dipilih Tuhan sebagai tempat pertama di bumi untuk menumbuhkan rempah. Nusantara adalah rumah besar keanekaragaman hayati dunia. Sekitar 11 persen jenis tumbuhan dunia ada di hutan tropis Nusantara. Jumlahnya lebih dari 30.000 spesies, yang sebagian di antaranya dipergunakan dan dikenal sebagai rempah.

Indonesia sering dijuluki “Ibu Rempah-rempah” karena kekayaan dan keanekaragaman rempah-rempahnya. Banyak masakan Indonesia yang memiliki aroma khas dan seringkali menonjolkan cita rasa rempah yang kaya.

Tujuh jenis rempah unggulan ekspor Indonesia antara lain : Lada, Pala, Vanili, Cengkih, Jahe, Kayu Manis, Kunyit

Karena kekayaan yang dimiliki Nusantara tersebut, pemerintah saat ini kembali membangun kembali jalur rempah yang pernah menjadi kebanggaan Indonesia. Keinginan membangun kejayaan tersebut, maka pemerintah membuat program Indonesia Spice Up the World sebagai upaya mempromosikan kekayaan rempah khas nusantara.

Berdasarkan data dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, nilai ekspor bumbu/rempah olahan dan komoditas/rempah segar Indonesia mengalami tren positif dengan rata-rata pertumbuhan 2,95% selama lima tahun terakhir. Pada 2020, nilai ekspor tercatat sebesar US$1,02 miliar. Target dari “Indonesia Spice Up The World” hingga 2024 mendatang adalah peningkatan nilai ekspor bumbu dan rempah menjadi US$2 miliar.

Tak hanya dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah menargetkan hadirnya 4.000 restoran Indonesia di luar negeri. Restoran ini sebagai wadah mempromosikan kuliner dan rempah-rempah khas bumi pertiwi.

Pada bulan Oktober ini, Primax Global yang digawangi oleh Indah Warsetio dan Ayudyah Widyahening serta disambut baik DWP KBRI Paris dalam menggelar Royal Nusantara A Tale of Royal Nusantara Spices & Recipes yang akan berlangsung di Wisma Duta Besar Republik Indonesia di Paris, Perancis.

Acara yang berlangsung pada 19 Oktober 2022 akan memperkenalkan resep masakan tradisional, rempah dan batik Indonesia. Tidak itu saja, juga digelar cooking demo oleh Febs Asyagaf, masterchef Indonesia season 8.

Indah bersyukur acara ini didukung penuh oleh Kedutaan Besar Indonesia yang ada di Paris. “Bu Dewi, istri dari Dubes Mohamad Oemar sangat mendukung acara ini. Bahkan acara ini akan digelar di kediaman Dubes Indonesia,” pungkasnya

Sebagai ketua DWP KBRI Paris, Dewi Oemar menjelaskan ajang ini menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan rempah Indonesia di pasar Eropa. “Kami juga ingin rempah Indonesia tidak hanya dikenal di Asia tapi juga dikenal di pasar Eropa hingga Amerika. Langkah awal dimulai dari Kota Paris,” jelas Dewi tersenyum.

Ayudyah juga menambahkan, Paris menjadi salah satu negara yang kuat dalam cita rasa kulinari dari penjuru dunia. Sehingga ini menjadi keberlanjutan dari rangkaian mengenalkan Spice Indonesia.

Indonesia spice up to the world menjadi program yang didukung beberapa kementerian dalam menguatkan jalur rempah dan kuliner Indonesia dengan lebih luas lagi. Ibu Ida Ismunandar juga menuturkan “Harapan dalam giat rangkaian ini yang telah didukung dan digaungkan seluruh kementerian menjadi semangat DWP KBRI Paris untuk menguatkan rempah dan kuliner Indonesia”.

Royal Nusantara event ini didukung penuh oleh kementerian Pertanian, kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kementerian Pariwisata dan ekonomi Kreatif serta Injourney Aviata yang mewakili lembaga BUMN lainnya yang akan terus dilaksanakan roadshow hingga diseluruh penjuru eropa. Dalam giat ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mendukung komoditas rempah mendunia.