Shinta W Kamdani Ketua Penyelenggara B20 Summit 2022 Indonesia, menyampaikan rekomendasi kebijakan yang dihasilkan oleh B20 Indonesia, untuk dibawa ke pada puncak KTT G20, pada 15-16 November 2022.
Rekomendasi tersebut, salah satunya mendorong inovasi untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi pasca krisis.
“Hari ini Komunike B20 Indonesia, menghasilkan rekomendasi untuk para pemimpin G20. Pertama, kami berfokus pada inovasi untuk membuka kunci pertumbuhan pasca krisis,” kata Shinta Kamdani dalam penutupan B20 Summit Indonesia Day 2, di Bali, Senin (14/11/2022).
Rekomendasi itu termasuk membuka peluang digital di seluruh perekonomian, memperluas kerjasama guna merespon kejahatan dunia maya, dan peningkatan dana untuk infrastruktur hijau, melalui mekanisme pembiayaan inovatif yang mempercepat transisi energi.
“Kedua, kami mendorong percepatan, transformasi digital, pemberdayaan UMKM, dan kelompok rentan dengan fokus pada kapabilitas, kewirausahaan, penciptaan lapangan kerja, pemberdayaan perempuan UMKM di sektor perekonomian informal termasuk di masyarakat pedesaan,” ujarnya.
Rekomendasi ketiga, yaitu mendorong terwujudnya arsitektur pelayanan kesehatan yang lebih berkeadilan. Dia menegaskan, pihaknya akan memperkuat kolaborasi antara negara-negara maju dan berkembang.
“Terutama saat kami terus berjuang untuk mengurangi krisis global di masa depan dengan membuat pedoman tentang kesiapsiagaan Darurat kesehatan,” ungkapnya.
Kata Shinta, terdapat 25 rekomendasi kebijakan dan 65 rekomendasi aksi dari kebijakan yang dihasilkan dalam B20 ini.
“Ini baru permulaan, setelah ini yang penting, harus ada aksi dan dampak nyata untuk kebangkitan ekonomi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Shinta menegaskan bahwa dalam B20 ini juga telah dirumuskan empat legacy program yang terinspirasi oleh agenda prioritas, diantaranya transisi energi, pertumbuhan yang inklusif dan layanan kesehatan yang berkeadilan. “Pak presiden akan bertemu dengan pemimpin negara besok, saya harap anda bisa menyampaikan rekomendasi ini pada G20 as a join vision antara pemerintah dan pelaku bisnis untuk mencapai kolaborasi dan pertumbuhan inklusif,” pungkas Shinta.