Tina Sarmiasih memulai usaha ini pada Agustus 2020 yang lalu. Wanita yang lahir di Jakarta, 17 Mei menggunakan brand Bundami Snack. 

Ada alasan khusus dalam penggunaan nama usaha tersebut. “Dulu anak pertama memanggil saya dengan panggilan umi. Ketika itu saya masih bekerja, jadi anak saya dititipkan di daycare. Di sana anak-anak memanggil para pengasuh dengan panggilan bunda. Sejak saat itu, anak memanggil saya dengan pangilan bunda juga. Lalu tercetuslah nama usaha saya Bundami Snack, bundami gabungan nama bunda dan umi,” jelasnya tersenyum.

Dikisahkan Tina, awal usaha ini bermula dari keinginan mengisi kesibukan. “Usaha ini dibuat ketika awal pandemi di tahun 2020. Anak-anak sekolah online dan suami WFH. Saya jadi sering membuat camilan. Karena membuat brownies sudah biasa, lalu saya buatlah browker (brownies kering). Suami dan anak-anak bilang enak, terpikirlah kalau browker ini saya jadikan bisnis. Sejak saat itu saya langsung berjualan browker dengan cara menitip produk di toko kue dan dijual secara online,” ungkapnya.

Bundami Snack menawarkan browker dengan 6 varian rasa yakni kacang, keju, chocochip, matcha, taro dan red velvet. Adapun harganya 15k/80gr. Broker Bundami Snack dapat bertahan hingga 6 bulan. Dikatakan Tina, browker adalah cara lain menikmati brownies. 

“Bisa dibawa kemana-mana karena dengan kemasan pouch. Rasanya yang enak dan crunchy bisa bikin ketagihan dan gak cukup makan 1 bungkus serta banyak varian rasanya,” tukasnya.

Saat memulai usaha, modal awal sebesar 500k dan hanya membutuhkan waktu 3 bulan sudah bisa balik modal. Banyak cara  promosi  yang dilakukan Tina untuk memperkenalkan usahanya, mulai dari WhatsApp, Instagram dan juga di marketplace Muslim Life Shop dan Pasar Sedekah. Kendala yang dialami Tina dalam membangun usaha ini, karena semuanya masih dilakukan sendiri, mulai dari produksi,  pengemasan, promosi sampai antar produk. 

“Waktu itu pernah pesanan membludak, saya mengerjakan semuanya sendiri dari pagi sampai malam. Sejak saat itu saya selalu sedia stok browker atau open order ketika ada orderan,” ucapnya.

Tantangan yang dialami Tina, karena produknya pernah ditolak beberapa toko ketika hendak ingin menitipkan browker. 

“Awalnya sempat down dan minder bahkan ingin berhenti usaha. Tapi saya berpikir lagi, kalau kita sudah punya mimpi maka wujudkanlah. Sejak saat itu saya menguatkan mental karena berbisnis itu tidak mudah harus mempunyai tekad yang kuat untuk terus maju,” katanya bersemangat.

Dijelaskan Tina, market terbesar browker masih di sekitaran Depok. “Saya titipkan produk browker di toko kue oleh-oleh, D’Comart Walikota Depok. Pernah waktu itu ada costumer order dari Yogyakarta. Bundami Snack dibawah binaan DKUM (Dinas Koperasi Usaha Mikro) Depok. Jadi kalau ada pelatihan UMKM saya diikutsertakan. Saya juga tergabung dengan komunitas UMKM Depok, Jawara PANMAS (Pancoran Mas) dan UMKM MAPAN Depok. 

Alhamdulillah komunitas ini suka mengadakan bazaar UMKM di sekitaran Depok,” tuturnya.

Dalam membangun usaha, modal utama yang harus dimiliki adalah mental yang kuat supaya bisa bertahan. Lalu apa tips sukses ala Tina? 

“Jangan lupa sedekah dan kalau punya mimpi untuk membuat usaha, harus dimulai. Karena kalau tidak memulai, selamanya hanya akan jadi mimpi yang tidak akan pernah terwujud,” imbuhnya.

Harapan Tina semoga ke depannya Browker dari Bundami Snack semakin dikenal dan disukai orang banyak. 

“Insyaa Allah Browker akan tetap mempertahankan kualitas produk,” tutupnya.***