Sejak tahun 2006, Didit Widia Astuti sudah memulai usaha kuliner. Namun, wanita yang akrab disapa Widia ini baru menekuni usaha ini secara serius 1 tahun belakangan ini. Widia yang lahir pada 9 Oktober 1979, awalnya menerima nasi box, lalu berlanjut ke siomay hingga ayam bakar.
Selain belajar secara otodidak, ia mengikuti pelatihan yang pernah diselenggarakan di Desa Bojonggede.
“Saya memilih usaha ini karena masa-masa pandemi amat sulit, dari masa itu saya berpikir bahwa perempuan juga harus ada usaha sambilan,” terangnya. BM Kitchen memiliki 3 produk andalan yakni siomay udang ayam, ayam bakar BM , dan kue lupis. Harganya variatif dari 10k-22k.
“Saya tidak melabelkan bahwa produk saya istimewa, tapi saya memberikan tawaran pada semua konsumen saya bahwa ayam bakar buatan saya bukan ayam bakar biasa, karena ada varians barbeque dan lada hitam, yang dalam penyajiannya selain sambal dan lalapan, juga tersedia salad & saus bbq serta lada hitam sebagai tambahannya,” kata Widia tentang keunggulan produk buatannya.Terkait apakah sudah balik modal, diakui Widia, bukan itu yang menjadi fokusnya saat ini.
“Saya fokus dikenal masyarakat luas dulu, karena masih naik turunnya daya belinya,” jelasnya.
Widia mengandalkan promosi dari mulut ke mulut serta bergabung dengan komunitas yang turut serta membantu mempromosikan usahanya. Lokasi usaha BM Kitchen di Jalan Swadaya Bojonggede.
Diakui Widia saat ini tantangan dalam usaha yang ia jalani adalah terkait persaingan usaha yang makin ketat. Meski begitu, Widia yakin semua itu terjadi atas ijin Allah. Karena itu, ia tetap bersemangat menjalani usaha ini. Widia bersyukur, produknya tidak hanya laku di kawasan Jabodetabek saja tapi sudah pernah dikirim hingga ke Bandung. Dalam membangun usaha, modal utama yang harus dimiliki adalah keberanian untuk memulai dan terus berjuang hingga berhasil.
Harapan Widia semoga usahanya direstui Allah dan semoga produknya makin dikenal luas.***