Mari kita berkenalan dengan Siti Khadijah, jenama asal negeri jiran yang memproduksi perlengkapan ibadah bagi kaum muslimah dengan produk utama mukena yang nyaman dikenakan dan sesuai syariat islam.
Berawal dari pengalaman Puan Padzilah Enda Sulaiman yang kerap kesulitan menemukan mukena yang menutup aurat dengan sempurna sesuai syariat namun tetap nyaman dikenakan, akhirnya memotivasi Puan Padzilah memulai usaha yang diberi nama Siti Khadijah ini pada tahun 2009.
Usaha yang dirintis dengan semangat ingin mengangkat derajat mukena yang selama ini hanya dikenal sebagai perlengkapan ibadah dan dijual tanpa brand, Puan Padzilah bersama dengan suami dan keenam putranya mengembangkan usaha rumahan ini menjadi bisnis keluarga yang terus berkembang hingga saat ini. Menurut keterangan Mohammad Mukhlis Aminuddin, CEO Siti Khadijah Indonesia yang juga anak dari Puan Padzilah, hingga saat ini penjualan mukena Siti Khadijah di Malaysia mencapai lebih dari 600.000 mukena per tahun dengan 46 gerai di berbagai wilayah di Malaysia.
14 tahun merupakan perjalanan panjang yang tidak mudah dalam membangun Siti Khadijah. Tantangan yang paling besar menurut Mukhlis adalah kesadaran di masyarakat tentang mukena yang selama ini hanya dianggap sebagai pelengkap ibadah saja. Berbeda dengan produk fashion lainnya dimana orang rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk mendapatkan produk fashion dengan kualitas terbaik. Disinilah pentingnya sebuah brand memiliki value atau nilai-nilai yang kuat yang menjadi landasan utama dalam membangun bisnis.
Nilai yang dibawa Siti Khadijah adalah bukan sebatas fashion brand yang menawarkan mukena saja tapi juga mengajak para wanita untuk lebih aware tentang pentingnya memilih perelengkapan sholat yang baik, menutup aurat dengan sempurna dan sesuai syariat. “Misi dari Siti Khadijah adalah membantu para wanita merasa confident saat beribadah, comfortable (nyaman) dan tidak khawatir lagi masalah aurat saat beribadah. Sesuai tagline kami; untuk yang serius beribadah” lanjut Mukhlis.
Melihat potensi market yang cukup menjanjikan di Indonesia, tahun 2015 Siti Khadijah mulai menjajaki pasar Indonesia. Dan untuk lebih memantapkan positioning-nya di market Indonesia tahun ini Siti Khadijah menggandeng Firdaus, warga negara Indonesia sebagai COO. Mengutip penjelasan Firdaus, diperlukan pendekatan yang berbeda dalam market Indonesia yang dipengaruhi oleh perbedaan kultur walaupun masih satu rumpun budaya dengan Malaysia. “Kalau sebelumnya mukena Siti Khadijah hadir dalam nuansa warna hitam dan putih saja, di Indonesia warna-warna pastel cenderung lebih disukai”. Firdaus juga menambahkan kalau saat ini Siti Khadijah Indonesia fokus pada membangun brand awareness bahwa Siti Khadijah hadir bukan sekedar menjual mukena biasa, tapi memberikan value lewat inovasi produk yang mendukung kaum muslimah tampil cantik saat beribadah. “Siti Khadijah bukan sekedar menjual, tapi juga mengutamakan kualitas produk untuk kenyamanan saat dipakai serta sentuhan keindahan karya tanganseperti aksen bordir. Untuk mengkampanyekan value yang dimiliki Siti Khadijah tidak cukup melalui kampanye digital saja, tapi juga kehadiran butik offline kami di FX Sudirman, SKA Mall Pekan Baru dan menyusul segera hadir juga di wilayah Bintaro. Ini untuk memaksimalkan pengalaman pelanggan terhadap produk kami. Perlu untuk mencoba dulu baru dapat merasakan kualitas yang kami tawarkan” tutup Firdaus.
Kontributor: Cippi C. Chastiti