Kamar Entrepreneur Indonesia (KEIND) menggelar rapat kerja nasional (rakernas) ke-2, di Artotel Suites Mangkuluhur Hotel, pada Sabtu, 18 November 2023. Rakernas KEIND dihadiri bersama ratusan pelaku UMKM.
KEIND adalah organisasi para pengusaha dari berbagai bidang dengan mengusung salah satu misi turut andil bagian secara nyata terhadap peningkatan perekonomian nasional.
Dalam gelaran RAKERNAS kali ini mengangkat tema: membangun sinergitas pentahelix collaboration untuk Indonesia Emas 2045. Model penta helix merupakan sinergi lima pemangku kepentingan yaitu akademisi, dunia usaha, pemerintah, media, dan komunitas . Untuk mewujudkan inovasi, strategi triple helix berkembang menjadi strategi penta helix dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat dan organisasi nirlaba.
Salah satu tujuan yang menjadi sorotan dalam rakernas ini adalah kontribusi nyata para pengusaha yang bernaung dibawah KEIND agar terjadi kolaborasi antara pengusaha, industri, akademisi, masyarakat dan pemerintah mewujudkan kebijakan dan inovasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang sustainability.
Terkait program energi hijau, ada pandangan khusus dari Ketua Umum KEIND, Afda Rizal Armasita. Menurut Afda, agar target energi baru terbarukan (EBT) ini bisa terwujud sesuai target pemerintah, maka harus ada sinergi antara pemerintah, akademisi, masyarakat dan pengusaha. “Karena itu kami sebagai pengusaha tergerak, untuk bersama-sama membangun EBT, yang memang sangat penting bagi manusia. Karena targetnya, tahun 2030, energi fosil habis, sehingga kita harus fokus pada EBT,” ungkap Afda.
Inovasi energi hijau telah menjadi fokus utama dalam pembangunan berkelanjutan. Beragam sumber Energi Hijau, seperti tenaga surya, tenaga angin, tenaga air, biomassa dan biogas serta energi geothermal.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, pemanfaatan energi terbarukan nasional pada 2023 baru mencapai 12,8 persen dari target 23 persen pada 2025, jika ingin mencapai pengurangan emisi di tahun 2030.
Salah satu sumbangsih nyata KEIND untuk bersama-sama pemerintah mewujudkan penggunakan EBT yang signifikan. “Di KEIND, kita ada wakil ketua umum khusus menangani EBT, ini menunjukan keseriusan saya yang luar biasa. Apalagi pengusaha di KEIND itu kebanyakan bergerak dari Energi Baru Terbarukan. Sayangnya investasi kita di EBT ini, belum maksimal mendapat bantuan dari pemerintah,” jelas Afda.
Afda terus mendorong pemerintah dan elemen terkait untuk fokus pada EBT, mengantikan energi fosil. Harus diakui, investasi EBT memang sangat besar. Namun, ini hanya terjadi di awal saja, selanjutnya akan sangat efisien. “Agar kebijakan penggunakan EBT ini berkelanjutan, maka pemerintah harus mengutamakan penggunaan energi non fosil ini,” terang Afda.
Sementara itu, Jusuf Kalla, wakil presiden ke-10 dan ke-12 ini hadir, dalam rakernas KEIND ini menyoroti tentang riset dan contoh dalam menyokong industri terbarukan yang siap bersaing dengan pasar. “Jepang maju, karena mencontoh Amerika Serikat. Korea maju karena mencontoh Jepang. China maju, karena mencontoh semua negara-negara yang telah maju,” ungkap Kalla.
Karena itu, menurut Kalla, Indonesia bisa maju dengan mengadopsi pencapaian-pencapaian yang telah dilakukan negara maju.
Ketua Panitia Rakernas ke 2 KEIND turut menguatkan program kolaborasi ini guna menyokong semangat pengusaha untuk dapat memaksimalkan potensi Kerjasama dengan pihak kepentingan lainnya. Menurut DR. Dini Fronita, ST, MT, IPM, KEIND berkolaboasi dengan banyak pihak dengan harapan yang besar. “Ke depan itu kita pastikan para pelaku UMKM, akan mendapatkan banyak program, mulai dari coaching clinic, seminar, hingga pelatihan untuk meningkatkan skill sehingga para UMKM bisa naik kelas,” ungkap Dini.
Dalam diskusi panel yang dihadiri pengurus pusat dan daerah KEIND, Dini menjelaskan ada 3 sesi diskusi panel yang memberikan wacana program intens kedepannya. Diskusi panel tersebut menghadirkan sejumlah tokoh pebisnis, yakni para pemangku kepentingan mulai dari perwakilan perguruan tinggi dan juga jajaran pemerintah yang memaparkan pemahaman terkait industri-industri di Indonesia.
Tak hanya itu, dalam rakernas KEIND ini juga memberikan bantuan teknologi berbayar digital sebagai alat pembayaran dalam bertransaksi kepada pelaku UMKM.
Ke depan, Dini menjelaskan, KEIND akan banyak berkolaborasi dengan para stakeholder lain untuk meningkatkan UMKM di Indonesia, khususnya terkait Zero Carbon Campaign yang merupakan wujud aktif kita untuk bisa menciptakan Net Zero Emission.
Dalam gelaran Rakernas KEIND kali ini, ada yang unik, karena semua peserta yang hadir menggunakan busana Nusantara. Ketua Ladies KEIND Hanny Pirss, turut mengkoordinir sentuhan Royal Nusantara pada Rakernas ke 2 ini menitik beratkan pada nilai-nilai Sejarah yang dapat menjadi penyemangat juang bagi pengusaha, “Bahwa busana nusantara yang dipakai peserta Rakernas menunjukkan entrepreneur Indonesia yang terus mendukung kearifan lokal, dan ini juga penyemangat membentuk citra dan branding diri sebagai pebisnis tangguh dalam mengenalkan produk Indonesia di mata dunia,” jelas Hanny Pirss.
Dijelaskan Hanny, Ladies KEIND juga akan memberikan program pendampingan dalam waktu dekat dengan pelatihan workshop Personal Branding bagi pengusaha guna menyiapkan pengetahuan dalam menjangkau jejaring bisnis dan stakeholder yang mengacu pada 5 sektor kolaborasi Penta Helix ini agar semakin kuat.
Bersama mari kita wujudkan Rakernas KEIND ke 2 ini bisa dapat berdampak positif dan konkret bagi landscape ekonomi Indonesia.